MALAM SELAWE
Masyarakat Gresik memiliki tradisi tersendiri pada malam ganjil ke atas malam ke 20 puasa Ramadhan, khususnya pada malam ke-25 ramadhan. Masyarkat Gresik menyebutnya Malam Selawe dalam bahasa Jawa yang artinya malam keduapuluh lima. Pada tradisi ngalap berkah ini masyarakat Gresik menggelar Shalat Tasbih. Tujuannya ialah untuk meningkatkan ketaqwaan diri kepada Tuhan.
Sebelum menjalan ibadah Shalat Tasbih, masyarakat Gresik terlebih dahulu berziarah ke makam Sunan Giri, di Kebomas, Gresik. Sunan Giri merupakan salah seorang wali besar yang berjasa menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.
Masyarakat Gresik mempercayai, digelarnya tradisi ini juga untuk menyambut datangnya malam lailatur Qadar, atau malam yang mulia, istimewa dan lebih baik dari seribu bulan. Beribadah di malam tersebut, nilai pahalanya disebut sama dengan beribadah selama 83 tahun lebih.
Tradisi ini sudah ada sejak zaman nabi hingga zaman Wali Songo. Tak terkecuali Sunan Giri, ketika sedang mengembangkan ajaran Islam di Gresik juga mengajak murid-muridnyauntuk meningkatkan ibadah di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadan.
Menurut penuturan tokoh agama di Kabupaten Gresik, Kiai Mukhtar Jamil, tradisi Malam Selawe itu peninggalan Sunan Giri yang terus berlangsung sampai sekarang. Kiai Tar (panggilan Mukhtar Jamil) bersama keluarga dan rombongan, setiap tahun, pada malam menjelang hari ke-25 Ramadan, juga selalu berziarah ke makam Sunan Giri.
Tradisi ini tak hanya dilakukan oleh masyarakat Gresik. Tetapi, masyarakat dari luar Gresik pun datang berziarah ke makam Sunan Giri. Warga dari luar daerah biasanya datang dari Malang, Sidoarjo, Mojokerto, Surabaya, Lamongan, Tuban dan beberapa daerah lain.
Oleh karena itu, Malam selawe juga dikatakan sebagai malam puncak bagi peziarah yang datang ke Makam Sunan Giri. Dimana, para peziarah berbaur menjadi satu untuk melantunkan bacaan surat Yasin, Tahlil, dan berdoa bersama dengan harapan selain mendapat berkah juga mendapatkannya malam Lailatul Qodar.
Mengutip keterangan dari situs inigresik.com, mulanya tradisi Malam Selawe merupakan puncak kegiatan ibadah yang dilakukan Sunan Giri beserta para santrinya yang dipusatkan di Masjid Jamik Sunan Giri sebelum kepulangan para santri menuju kampung halaman untuk lebaran. Tak hanya itu santri yang tidak menetap di Giri yang berada di daerah sekitar banyak yang bersilaturahmi sekaligus beribadah di Masjid Jamik Sunan Giri untuk berburu keberkahan Lailatul Qadar.
Tradisi ini terus berlangsung hingga wafatnya Sunan Giri dengan tujuan memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan, tak hanya itu para santri dan masyarakat juga menyempatkan diri berziarah ke makam Sunan Giri. Banyaknya peziarah pun dimanfatkan ratusan PKL mengais rezeki di sepanjang jalan Sunan Giri hingga jalan Sunan Prapen. Mereka berjualan pakaian, makanan, minuman, jajanan khas Giri, jajanan khas Gresik, aksesoris, dan lain-lain.
Lambat laun, akhirnya, tradisi Malam Selawe mulai bergeser menjadi pasar malam di bulan Ramadhan. Kendati demikian, bagi masyarakat setempat termasuk dari daerah lain masih banyak yang mengkhidmati tradisi ngalap berkah di malam yang diyakani datangnya malam lailatul qadr.
Sumber: nusantaranews.co
0 komentar:
Posting Komentar