Indonesia tidak hanya kaya akan rempah-rempah, dan pemandangan alam yang mempesona, namun Indonesia juga terkenal dengan negara kepulauan yang memiliki banyak etnis, suku, dan budaya. Maka tak heran jika dari sabang sampai merauke negara Indonesia memiliki beragam tradisi unik yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Tradisi-tradisi yang sudah dilakukan dari jaman nenek moyang ini masih di jaga, dipercaya dan tetap dilaksanakan hingga sekarang.
Kita sebagai generasi penerus bangsa wajib menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi unik ini, bahkan kita juga harus bangga dengan tradisi-tradisi budaya yang kita miliki karena tradisi-tradisi ini hanya dapat ditemukan di negara kita. Bahkan banyak menarik minat wisatawan untuk melihat secara langsung tradisi-tradsisi unik khas Indonesia ini. Penasaran tradisi-tradisi apa saja yang membuat turis asing tertarik dengan budaya Indonesia?? Yuk langsung dibaca!!
Tradisi potong jari suku Dani di Papua
Tradisi potong jari ini dilakukan oleh orang suku Dani di Papua, terutama perempuan. Setiap kali ada suami, anak, atau saudara kandung yang meninggal, perempuan yang ditinggalkan melakukan tradisi potong jari atau iki palek. Jumlah jari yang terpotong menandakan jumlah anggota keluarganya yang sudah meninggal. Walaupun sangat sakit, mereka rela melakukannya karena itu adalah bentuk kesedihan yang mendalam setelah ditinggal orang terkasih. Meskipun tradisi ini sebenarnya hanya berlaku bagi perempuan, laki-laki juga ada yang melakukannya. Laki-laki biasanya memotong kulit telinga apabila ada keluarganya yang meninggal. Masih berlaku tidaknya tradisi potong jari ini di zaman sekarang masih simpang siur. Ada yang mengatakan sudah jarang, tetapi ada juga yang mengatakan masih lestari. Serem banget, tapi rasa cinta mereka terhadap pasangan dan keluarga memang sangat patut diapresiasi.
Tradisi potong jari ini dilakukan oleh orang suku Dani di Papua, terutama perempuan. Setiap kali ada suami, anak, atau saudara kandung yang meninggal, perempuan yang ditinggalkan melakukan tradisi potong jari atau iki palek. Jumlah jari yang terpotong menandakan jumlah anggota keluarganya yang sudah meninggal. Walaupun sangat sakit, mereka rela melakukannya karena itu adalah bentuk kesedihan yang mendalam setelah ditinggal orang terkasih. Meskipun tradisi ini sebenarnya hanya berlaku bagi perempuan, laki-laki juga ada yang melakukannya. Laki-laki biasanya memotong kulit telinga apabila ada keluarganya yang meninggal. Masih berlaku tidaknya tradisi potong jari ini di zaman sekarang masih simpang siur. Ada yang mengatakan sudah jarang, tetapi ada juga yang mengatakan masih lestari. Serem banget, tapi rasa cinta mereka terhadap pasangan dan keluarga memang sangat patut diapresiasi.
Tradisi kerik gigi di Kepulauan Mentawai
Cantik memang relatif dan dapat didefinisikan dengan persepsi yang beda-beda. Begitu juga dengan persepsi unik orang suku Mentawai tentang arti cantik. Bagi mereka, seorang gadis akan dikatakan dan terlihat cantik apabila memiliki gigi yang runcing. Oleh karena itu, gadis-gadis Mentawai yang sudah menjelang dewasa biasanya rela mengerik giginya. Mereka percaya bahwa wanita akan terlihat lebih cantik jika sudah mengerik giginya dan laki-laki pun akan lebih menyukainya. Selain untuk mempercantik diri, tradisi mengerik gigi juga sebagai simbol untuk kedewasaan diri seorang wanita dan diyakini dapat memberikan kebahagiaan.
Cantik memang relatif dan dapat didefinisikan dengan persepsi yang beda-beda. Begitu juga dengan persepsi unik orang suku Mentawai tentang arti cantik. Bagi mereka, seorang gadis akan dikatakan dan terlihat cantik apabila memiliki gigi yang runcing. Oleh karena itu, gadis-gadis Mentawai yang sudah menjelang dewasa biasanya rela mengerik giginya. Mereka percaya bahwa wanita akan terlihat lebih cantik jika sudah mengerik giginya dan laki-laki pun akan lebih menyukainya. Selain untuk mempercantik diri, tradisi mengerik gigi juga sebagai simbol untuk kedewasaan diri seorang wanita dan diyakini dapat memberikan kebahagiaan.
BAKAR TONGKANG, RIAU
Festival Bakar Tongkang ini bisa traveler saksikan pada tanggal 28-30 Juni di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Festival ini berupa kegiatan bakar Tongkang sampai tumbang. Ritual ini juga untuk memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke Bagansiapiapi pada tahun 1820.
Festival Bakar Tongkang ini bisa traveler saksikan pada tanggal 28-30 Juni di Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Festival ini berupa kegiatan bakar Tongkang sampai tumbang. Ritual ini juga untuk memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke Bagansiapiapi pada tahun 1820.
Tradisi Kebo-Keboan (Banyuwangi)
Photo via : karirsumut.com
Tradisi Kebo-keboan ini bertujuan untuk meminta hujan ketika musim kemarau. Ritual yang diadakan setiap tanggal 10 Suro atau 10 Muharam di desa Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi ini mengharuskan beberapa laki – laki berdandan menjadi kerbau dan berkorban untuk membajak sawah. Setelah membajak sawah kebo – keboan ini diarak mengelilingi desa disertai karnaval kesenian rakyat.
Photo via : karirsumut.com
Tradisi Kebo-keboan ini bertujuan untuk meminta hujan ketika musim kemarau. Ritual yang diadakan setiap tanggal 10 Suro atau 10 Muharam di desa Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi ini mengharuskan beberapa laki – laki berdandan menjadi kerbau dan berkorban untuk membajak sawah. Setelah membajak sawah kebo – keboan ini diarak mengelilingi desa disertai karnaval kesenian rakyat.
Tradisi Dugduran (Semarang)
Photo via : krjogja.com
Tradisi yang sudah ada sejak dahulu ini adalah penanda bahwa bulan puasa telah datang. Menjelang bulan puasa kota Semarang akan ramai dengan acara dugderan. Salah satu ciri khas dari acara ini adalah arak – arak warak ngendok. Warak ngendok ini adalah bintang rekaan yang bertubuh kambing, berkepala naga serta memiliki kulit sisik emas.
Photo via : krjogja.com
Tradisi yang sudah ada sejak dahulu ini adalah penanda bahwa bulan puasa telah datang. Menjelang bulan puasa kota Semarang akan ramai dengan acara dugderan. Salah satu ciri khas dari acara ini adalah arak – arak warak ngendok. Warak ngendok ini adalah bintang rekaan yang bertubuh kambing, berkepala naga serta memiliki kulit sisik emas.
Tradisi Tatung (Singkawang)
Photo via : www.satyawinnie.com
Tradisi tatung ini selalu diadakan di kota Singkawang menjelang Cap Go Meh. Perayaan Cap Go Meh di daerah ini berlangsung sangat meriah dengan kehadiran tatung. Dalam pawai yang diadakan sangat meriah ini para tatung akan kebal terhadap benda – benda tajam, jadi selama parade tatung akan melakukan peragaan seperti debus.
Photo via : www.satyawinnie.com
Tradisi tatung ini selalu diadakan di kota Singkawang menjelang Cap Go Meh. Perayaan Cap Go Meh di daerah ini berlangsung sangat meriah dengan kehadiran tatung. Dalam pawai yang diadakan sangat meriah ini para tatung akan kebal terhadap benda – benda tajam, jadi selama parade tatung akan melakukan peragaan seperti debus.
Ritual Tiwah (Suku Dayak – Kalimantan Tengah)
Photo via : nusantara.news
Tradisi di Indonesia memang terkenal sakral, sedikit tidaknya, beberapa tradisi di Indonesia mengandung unsur magis dan mistis. seperti halnya tradisi di Kalimantan Tengah ini. Tradisi yang disebuta dengan ritual Tiwal ini merupakan tradisi khusus yang dilakukan untuk orang yang sudah lama meninggal. Ritual Tiwah ini biasa dilakukan oleh suku Dayak untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke sebuah rumah yang disebut Sandung. Ritual ini bertujuan untuk meluruskan perjalanan arwah menuju Lewu Tatau atau surga, dan untuk melepaskan kesialan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Ya, itu tadi beberapa tradisi-tradisi yang ada di indonesia. Sebenarnya masih banyak lagi. Bagaimana? Menarik bukan?
Sumber : BlogUnik.com
Photo via : nusantara.news
Tradisi di Indonesia memang terkenal sakral, sedikit tidaknya, beberapa tradisi di Indonesia mengandung unsur magis dan mistis. seperti halnya tradisi di Kalimantan Tengah ini. Tradisi yang disebuta dengan ritual Tiwal ini merupakan tradisi khusus yang dilakukan untuk orang yang sudah lama meninggal. Ritual Tiwah ini biasa dilakukan oleh suku Dayak untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke sebuah rumah yang disebut Sandung. Ritual ini bertujuan untuk meluruskan perjalanan arwah menuju Lewu Tatau atau surga, dan untuk melepaskan kesialan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Ya, itu tadi beberapa tradisi-tradisi yang ada di indonesia. Sebenarnya masih banyak lagi. Bagaimana? Menarik bukan?
Sumber : BlogUnik.com
0 komentar:
Posting Komentar